KOTA BOGOR – Selain penanganan pandemi, ada kondisi darurat lainnya yang saat ini sedang menjadi fokus di Kota Bogor, terutama untuk rencana pembangunan di tahun 2022 mendatang yaitu IPM (Indeks Pembangunan Manusia). Hal itu terungkap saat Pemerintah Kota (Pemkot) menggelar Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) tingkat kota di halaman luar kantor Kelurahan Bojongkerta, Kecamatan Bogor Selatan, Rabu (31/3/2021).
“Kenapa darurat? IPM (Indeks Pembangunan Manusia) kita turun. IPM ini adalah indikator yang paling lazim yang digunakan untuk mengukur keberhasilan pembangunan,” kata Wali Kota Bogor, Bima Arya saat Musrenbang yang hadir didampingi Wakil Wali Kota Bogor, Dedie A Rachim, Sekretaris Daerah (Sekda) Syarifah Sofiah dan Ketua DPRD, Atang Trisnanto.
Dari data yang ada, IPM Kota Bogor tahun 2020 yang lalu turun 0,12 poin menjadi 76,11. Sehingga kata Bima Arya, pada 2024 Pemkot Bogor memiliki target 78,89 dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD). Namun target ini akan sulit terealisasi jika tak serius mengejarnya.
“Memang bukan Kota Bogor saja yang turun, semuanya turun. Tapi jelas kita harus kerja keras agar bisa kembali normal. Kalau kota lain normal, kita masih turun, berarti ada yang salah dengan kita,” beber Bima Arya.
Untuk itu, tahun ini dan 2022 mendatang Bima Arya mencanangkan akselerasi untuk mengejar ketertinggalan realisasi. Tak hanya itu, data lain menunjukkan ekonomi yang turun 6,57 persen, pengangguran naik 3,6 persen, pun dengan tingkat kemiskinan yang berada di angka 6,68 persen.
Dengan angka Covid-19 yang perlahan sudah terkendali, akselerasi itu kemudian wajib disemangati. Sehingga Pemkot Bogor bisa kembali fokus dengan hal – hal yang lain.
“Seperti yang telah saya sampaikan tetap fokus pada kesehatan, vaksinasi kita geber terus. Kemudian kampanye Germas hidup sehat terus kita gencarkan. Adanya hubungan antara mobilitas warga, aktivitas dan juga tingkat Covid. Jadi ke depan terus kita jaga,” jelasnya. (red)
Jadi yang pertama berkomentar.